Gambar Sampul Sosiologi · BAB 3 MOBILITAS SOSIAL
Sosiologi · BAB 3 MOBILITAS SOSIAL
Wida

23/08/2021 12:01:45

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

43

BAB 3

MOBILITAS SOSIAL

Tujuan pembelajaran

FAKTOR PENDORONG

MOBILITAS SOSIAL

SALURAN-SALURAN

MOBILITAS SOSIAL

• Perbedaan status social

• Perbedaan status ekonomi

• Masalah kependudukan

• Situasi politik yang tidak

menentu

• Ambisi pribadi

• Motif

AKIBAT-AKIBAT

MOBILITAS SOSIAL

KONFLIK SOSIAL

• Organisasi politik

• Lembaga pendidikan

• Angkatan bersenjata

MOBILITAS SOSIAL

Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan dapat menganalisis hubungan

antara struktur sosial dengan mobilitas sosial.

44

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

A. PENDAHULUAN

Sejak kelahirannya manusia memulai hidup dalam dimensi sosial, artinya manusia

tidak dapat hidup hanya dengan dirinya sendiri. Kehidupan manusia selalu membutuhkan

kehadiran orang lain di sekitarnya. Kesadaran bahwa manusia selalu membutuhkan orang

lain tersebut perlu dilengkapi pula dengan kesadaran bahwa dirinya juga akan selalu dibu-

tuhkan oleh orang lain. Dengan kesadaran seperti ini, maka kehidupan manusia di lingkun-

gan masyarakatnya akan berjalan dengan harmonis.

Sebagai makhluk sosial, manusia dihadapkan dengan berbagai macam karakter

manusia, karena pada kenyataannya masyarakat terdiri dari puluhan, ratusan, ribuan, jutaan,

dan bahkan milyaran manusia yang beraneka ragam, baik ditinjau dari segi perbedaannya

(diferensiasi sosial) maupun dari segi pelapisannya (strati

fi

kasi sosial). Aneka ragam

karakter tersebut akan semakin kompleks karena adanya perubahan yang terus menerus

yang terjadi dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.

Pada dasarnya, bentuk dan struktur sosial yang sangat kompleks seperti yang diuraikan

di atas, mengandung potensi positif dan sekaligus juga potensi negatif. Jika masing-masing

perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat tersebut berinteraksi secara harmonis,

maka akan tercipta integrasi sosial. Sebaliknya, hubungan-hubungan yang terjadi di tengah-

tengah masyarakat pun dapat menimbulkan kon

fl

ik. Mengapa kon

fl

ik bisa terjadi dalam

kehidupan masyarakat? Apa saja upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk menciptakan in-

tegrasi sosial?

Dalam bagian ini akan kita bicarakan mengan hal-hal yang berhubungan dengan kon-

sekuensi bentuk-bentuk struktur sosial terhadap kon

fl

ik dan integrasi sosial.

B. STRUKTUR SOSIAL

Struktur sosial merupakan sebuah kondisi sosial yang merupakan buatan manusia.

Dengan demikian, struktur sosial bukanlah sesuatu yang bersiafat alami dalam arti terjadi

dengan sendirinya. Proses pembentukan struktur sosial dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni:

(1) penemuan-penemuan baru dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) hubungan-

hubungan sosial yang bersifat kolektif seperti yang terjadi di perusahaan, birokrasi, system

matrimonial, dan lain-lain, dan (3) adanya doktrin-doktrin paham tertentu, seperti Marxisme,

humanisme, liberalisme, demokrasi, kapitalisme, dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, kita akan bisa memahami bahwa struktur sosial digolong-

kan menjadi tiga bagian, yakni: (1) keterampilan teknologi, (2) lembaga-lembaga sosial,

dan (3) kebudayaan.

Keterampilan teknologi merupakan seperangkat cara-cara yang dipergunkan oleh manusia

untuk mengolah dan memanfaatkan lingkungan alam yang ada di sekitarnya untuk keperluan

hidup manusia. Lembaga-lembaga sosial merupakan alat yang diperlukan untuk memperta-

hankan ketertiban hubungan-hubungan sosial yang telah mapan seperti keluarga, undang-un-

dang yang mengatur tentang kepemilikan barang, konstitusi politik, dan sebagainya. Sedan-

gkang kebudayaan merupakan ideologi, keyakinan, dan ide-ide kolektif yang secara umum

dianut oleh seluruh anggota yang ada dalam suatu masyarakat. antara keterampilan teknologi,

lembaga-lembaga sosial, dan kebudayaan sesungguhnya tidak dapat dipisah-pisahkan satu

dengan yang lainnya.

Mobilitas Sosial

45

1. Keterampilan Teknologi

Keterampilan teknologi dapat juga dikatakan sebagai suatu proses kolektif dari suatu

kemahiran sehingga memungkinkan bagi manusia untuk melakukan penemuan-penemuan

baru seperti alat-alat, mesin-mesin, dan sebagainya sehingga memungkinkan manusia untuk

menguasai lingkungan alam yang ada di sekitarnya. Dalam hal ini, kita telah mengetahui

adanya sejumlah penemuan-penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang

luar biasa sekitar satu setengah abad yang lalu yang telah mengubah berbagai sisi kehidupan

manusia. Penemuan-penemuan itulah yang mendorong terjadinya revolusi industri di Ing-

gris pada abad ke-18 silam.

Tidak semua manusia memiliki kesamaan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Itulah sebabnya, di dunia ini terdapat beberapa negara yang kaya, kuat, dan maju

seperti yang terdapat di di kawasan Eropa dan Amerika pada umumnya, termasuk beberapa

negara yang ada di kawasan Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, China, dan

sebagainya. Sementara, dalam waktu yang bersamaan juga terdapat negara-negara yang

miskin, lemah, dan terbelakang seperti yang terdapat di dunia ketiga pada umumnya.

Sumber:

www

.ocrwm.doe.go

Penggunaan tenmaga nuklir sebagai pembangkit listrik di negara yang maju

didukung oleh

penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi

Kegiatan

Coba kalian diskusikan dengan teman sekelas kalian:

(1) Menurut pandangan kalian, bagaimanakah penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi bangsa Indonesia secara umum?

(2) Berikan pandangan kalian, apa yang harus ditempuh oleh bangsa Indonesia agar

dapat berkembang menjadi negara yang kuat, kaya, dan maju?

46

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

Pada kesempatan ini kita akan mempelajari, bagaimanakan pengaruh kemajuan

teknologi terhadap perkembangan kehidupan masyarakat. Kita akan mengkaji lebih dalam

lagi bahwa kemajuan teknologi akan membawa konsekuensi, baik secara langsung maupun

tidak langsung terhadap kehidupan masyarakat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa

kemajuan teknologi akan mendorong kemajuan ekonomi. Sedangkan kemajuan ekonomi

akan mendorong kemajuan-kemajuan dalam bidang kebudayaan.

Sumber:

Encarta Encyclopedia, 2002

Kemajuan sector ekonomi di Singapura yang didukung oleh pengua-

saannya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

1. Kemajuan teknologi dan pertumbuhan ekonomi

Kemajuan teknologi telah memungkinkan manusia untuk menciptakan alat-alat dan

mesin-mesin untuk mengolah alam sehingga manusia dapat meningkatkan produksi dalam

jumlah yang sangat besar. Dengan menggunakan teknologi tersebut manusia dapat keluar

dari belenggu kemiskinan. Kenyataan ini dapat kita perhatikan misalnya pada masyarakat

yang ada di negara Inggris, Amerika Serikat. Kanada, Jepang, Singapura, Korea Selatan,

dan sebagainya.

2. Kemajuan teknologi dan pembangunan kebudayaan

Kemajuan teknologi juga sangat mendukung pembangunan kebudayaan. Hal ini dapat

terjadi melalui dua cara, yaitu: (1) teknologi akan memungkinkan bagi manusia untuk dapat

menikmati waktu senggangnya untuk menekuni bidang-bidang pendidikan dan kebudayaan,

dan (2) melalui kegiatan pendidikan tersebut manusia dapat mengembangkan cara-cara

hidup yang pada akhirnya akan memperkaya khazanah kebudayaan. Mari kita pikirkan,

apakah teknologi akan turun begitu saja tanpa harus dipelajari melalui pendidikan?

Sumber:

Encarta Encyclopedia, 2002

Belajar secara tekun merupakan salah satu cara yang dapat

ditempuh untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Mobilitas Sosial

47

2. Lembaga-Lembaga Sosial

Seperti yang telah disinggung dalam bagian sebelumnya, bahwa lembaga sosial

merupakan suatu pola-pola hubungan manusia yang mana dengan pola-pola seperti itu ke-

hidupan manusia dapat berlangsung secara stabil. Lembaga sosial dapat dikatakan sebagai

bentuk kolektif atau struktur dasar dari organisasi sosial sebagaimana yang dikembang-

kan oleh manusia. Dalam hubungannya dengan lembaga soisal ini kita dapat memperha-

tikan berbagai fenomena yang ada di lingkungan keluarga, sekolah, perusahaan, klub, dan

sebagainya. Lalu, bagaimanakah posisi seseorang dalam suatu lembaga sosial?

Manusia merupakan bagian dari suatu lembaga sosial. Posisi seseorang dalam suatu

lembaga sosial akan ditentukan oleh status dan peran yang melekat pada diri seseorang

tersebut. Misalnya, dalam sebuah keluarga, seseorang yang bernama Pak Budi memiliki

status dan sekaligus peran sebagai suami dari Bu Siti, bapak dari Wahid dan Aminah, kepala

keluarga, dan sebagainya. Lebih luas lagi, di luar lingkungan keluarga ternyata Pak Budi

merupakan seorang pemimpin redaksi pada sebuah harian umum, dosen pada beberapa per-

guruan tinggi swasta, sekretaris sebuah organisasi politik, ketua yayasan sosial, dan se-

bagainya.

Manusia dapat memainkan peranan sesuai dengan status sosial yang dimiliki. Dengan

peranan tersebut, jelaslah bahwa setiap merupakan pelaku di dalam suatu lembaga sosial di

mana dirinya berada.

Kegiatan

Coba kalian pikirkan mengenai keberadaan diri kalian sendiri di lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan keagamaan, dan sebagainya.

(1) Uraikan status dan peran kalian di lingkungan keluarga!

(2) Uraikan status dan peran kalian di lingkungan sekolah!

(3) Uraikan status dan peran kalian di lingkungan RT/RW!

(4) Uraikan status dan peran kalian di lingkungan keagamaan!

(5) Kalau ada, uraikan status dan peran kalian di lingkungan kalian yang lainnya!

3. Kebudayaan

Dalam hubungannya dengan kebudayaan ini,

Maurice Druverger

menjelaskan bahwa

kebudayaan mengacu pada keyakinan, ideologi, mitos, yakni merupakan cita-cita kolektif

dan ide dasar dari sebuah komunitas. Kebudayaan ini meliputi beberapa unsur yang mem-

bentuk suatu komunitas, seperti unsure geogra

fi

s, kependudukan, teknologi, keyakinan, dan

citra masyarakat. semua unsur saling bercampur dan membentuk suatu kombinasi yang

akan melahirkan kebudayaan yang khas dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu.

Kebudayaan yang secara khas dimiliki oleh suatu masyarakat tertentu tersebut

dieariskan kepada generasi penerusnya melalui jalur pendidikan dalam arti yang seluas-

luasnya. Dengan demikian, kebudayaan akan menjadi milik diri manusia setelah melalui

proses belajar.

Suatu bangsa pada dasarnya merupakan suatu masyarakat dalam skala yang luas.

48

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

Keberadaan suatu bangsa merupakan suatu fenomena yang sangat kompleks. Bangsa dapat

dide

fi

nisikan sebagai suatu yang berhubungan dengan tanahnya, letak geogra

fi

snya, dan

pengaruhnya terhadap manusia yang berada di dalamnya. De

fi

nisi lain mengatakan bahwa

bangsa merupakan suatu yang berhubungan dengan bahasa, alat komunikasi yang sangat

penitng, yang memungkinkan berbagai kelompok manusia dapat menjalin hubungan satu

sama lainnya. Ada pula yang mende

fi

nisikan bangsa sebagai suatu yang berhubungan den-

gan doktrin atau ideologi yang diakui dan dipropagandakan oleh suatu bangsa, misalnya

bangsa Arab dikonotasikan dengan umat Islam, orang-orang Perancis liberal yang menya-

takan keberadaannya sebagai “Negara hak-hak manusia”, dan sebagainya.

C. MOBILITAS SOSIAL

Secara

leksikal

, istilah mobilitas berasal dari bahasa Latin

mobilis

. Kata mobilis

menunjuk pada pengertian mudah dipindah atau banyak bergerak dari tempat yang satu

menuju tempat yang lain. Dari pengertian seperti ini, istilah mobilitas sosial dipandang

memiliki pengertian yang sama dengan istilah gerakan sosial atau perpindahan sosial.

Gerakan sosial yang dimaksudkan dalam pembahasan ini bukan mengacu pada istilah sosial

movement yang cenderung pada pengerahan aksi masa, melainkan mengacu pada istilah

social mobility. Dengan demikian mobilitas sosial dapat diartikan sebagai perpindahan

seseorang atau sekelompok orang dari suatu kelas sosial tertentu menuju kelas sosial yang

lain, dari suatu daerah tertentu menuju daerah yang lain.

Sumber:

www

.tempointeractive.com

Kesibukan di terminal merupakan suatu indikasi adanya mobilitas sosial horisontal

Dari pengertian di atas maka mobilitas sosial dapat terjadi secara horisontal maupun

secara vertikal. Mobilitas sosial horisontal merupakan perpindahan seseorang atau

sekelompok orang yang bersifat sederajat. Mutasi kerja dari kantor yang satu menuju kantor

yang lain, perpindahan penduduk dari desa ke kota (

urbanisasi

),

bedol desa

,

perpindahan

penduduk antar wilayah dalam suatu negara (

transmigrasi

), dan perpindahan penduduk

antar negara (

imigrasi

) merupakan bentuk-bentuk mobilitas sosial yang bersifat horisontal.

Sedangkan mobilitas sosial vertikal merupakan perpindahan seseorang atau sekelompok

orang dari status sosial atau kedudukan sosial yang lebih rendah menuju status sosial atau

kedudukan sosial yang lebih tinggi. Kenaikan pangkat seseorang dari karyawan menjadi staf

Mobilitas Sosial

49

manager, perubahan status seseorang dari pemuda kampungan menjadi kaum terpelajar dan

kemudian menempati posisi strategis di lingkungan kerjanya, keberhasilan seorang pekerja

keras menjadi seorang pengusaha sukses, dan lain sebagainya merupakan bentuk-bentuk

mobilitas sosial yang bersifat vertikal.

Sumber:

www

.bantul.go.id

Pelantikan seseorang yang menjabat posisi tertentu merupakan suatu bentuk mobilitas vertikal

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG TERJADINYA MOBILITAS

SOSIAL

Seperti yang telah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya, bahwa mobilitas sosial

akan selalu terjadi dalam kehidupan masyarakat. Terjadinya mobilitas sosial tersebut dido-

rong oleh beberapa faktor, seperti perbedaan status sosial, perbedaan status ekonomi, masa-

lah-masalah kependudukan, situasi politik yang tidak menentu, adanya ambisi pribadi, dan

motif-motif yang bersifat keagamaan.

1. Perbedaan Status Sosial

Pada hakekatnya, setiap manusia dilahirkan dalam keadaan sama, baik harkat maupun

martabatnya. Akan tetapi setiap manusia dilahirkan dalam lingkungan yang berbeda-beda

sesuai dengan status sosial dan kedudukan yang dimiliki oleh kedua orang tuanya. Ada

seseorang yang dilahiran sebagai anak pejabat tinggi, anak penguasaha, anak pedagang

kaki lima, anak pemulung, anak pegawai rendahan, anak petani, anak nelayan, anak sopir,

anak pembantu rumah tangga, bahkan ada seseorang yang dilahirkan dari hubungan di luar

nikah. Keadaan yang berbeda-beda seperti itu tentu merupakan suatu kenyataan yang tidak

bisa dibantah lagi. Dalam perkembangannya, manusia akan menilai keadaan diri, keluarga,

dan lingkungan sekelilingnya. Dari penilaian seperti itu muncul kesadaran tentang posisi

didi dan keluarganya dalam pelapisan social sehingga muncul sikap puas atau tidak puas

terhadap status sosial dan kedudukan yang ada pada diri dan keluarganya. Ketidakpuasan

terhadap status sosial dan kedudukan yang dimiliki akan membangkitkan motifasi untuk

mencari peningkatan-peningkatan dengan cara berusaha sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuannya.

50

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

Sumber:

Encarta Encyclopedia, 2002

Status sosial dan kedudukan yang rendah akan membangkitkan motivasi untuk

mencapai status sosial dan kedudukan yang lebih tinggi

2. Perbedaan Status Ekonomi

Secara naluriah, tidak seorangpun yang menginginkan kehidupannya berkubang pada

kemiskinan. Sementana, kemiskinan, pengangguran, dan belum meratanya pembangunan

merupakan bagian dari masalah bangsa sampai saat ini. Keadaan seperti itu telah memberi-

kan dorongan tersendiri untuk melakukan mobilitas sosial berupa urbanisasi, transmigrasi,

dan emigrasi. Salah satu tujuan dari mobilitas sosial tersebut adalah untuk mencari mata

pencaharian yang dapat menjamin kehidupan ekonominya.

3. Masalah-masalah Kependudukan

Masalah-masalah yang berkaitan dengan kependudukan di antaranya adalah pertam-

bahan penduduk yang sangat pesat sedangkan penyebarannya tidak merata. Akibatnya, di

daerah-daerah tertentu jumlah penduduknya terlalu padat sehingga ruang-ruang kehidupan-

nya menjadi sangat terbatas. Sementara, di daerah-daerah lainnya mengalami kekurangan

penduduk sehingga proses pembangunan menjadi lamban. Keadaan seperti inilah yang

mendorong proses transmigrasi dengan tujuan agar penyebaran penduduk di tanah air akan

semakin merata disamping program pembangunan pun akan semakin merata pula.

4. Situasi Politik yang Tidak Menentu

Sumber:

www

.dprdkalbar.go.id

Kerusuhan massa yang disebabkan oleh situasi politik yang

tidak menentu telah menimbulkan rasa tidak aman

Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa menjelang dan setelah kekuasaan Orde

Baru berakhir, situasi politik di tanah air semakin tidak menentu. Demonstrasi terjadi di

mana-mana. Bahkan lebih dari itu, media massa juga memberitakan adanya penjarahan

Mobilitas Sosial

51

yang dilakukan oleh massa secara

beringas

. Peristiwa seperti itu telah menyebabkan tim-

bulnya rasa takut, rasa cemas, dan rasa khawatir di kalangan masyarakat sehingga mendor-

ong mereka untuk melakukan mobilitas sosial berupa pindah ke daerah lain, baik di dalam

negeri maupun di luar negeri, yang diangap lebih aman.

5. Ambisi Pribadi

Beberapa potensi yang dimiliki oleh manusia, yakni daya cipta, rasa, dan karsa telah

menempatkan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna. Dengan potensi-potensi

tersebut manusia mampu mengembangkan kreativitasnya melalui pengembangan kepekaan,

menciptakan sesuatu, dan sekaligus memiliki keinginan-keinginan atau ambisi tertentu.

Keinginan-keingingan atau ambisi yang dimiliki oleh manusia akan memberikan dorongan

yang kuat dalam melaksanakan mobilitas sosial. Seorang pegawai rendahan berusaha keras

untuk dapat dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi. Anak-anak petani desa pergi ke

kota untuk menempuh pendidikan tinggi dalam rangka meraih cita-cita. Keluarga miskin

dari daerah padat penduduk ingin bertransmigrasi ke daerah yang subur dan jarang pen-

duduknya. Seorang wiraswastawan akan bekerja keras dalam rangka mengembangkan

usahanya. Masih banyak lagi contoh lain yang menunjukkan bahwa ambisi pribadi sangat

mendorong manusia untuk melakukan mobilitas sosial.

6. Motif-motif Keagamaan

Agama merupakan prinsip kepercayaan tentang adanya Tuhan yang disertai dengan

ajaran-ajaran yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, antara manusia

dengan manusia, dan antara manusia dengan makhluk lainnya. Agama merupakan hak

asasi manusia yang paling asasi karena berhubungan dengan keyakinan dan pandangan

hidup manusia. Itulah sebabnya ajaran-ajaran agama akan mengakar dalam kepribadian

pemeluknya. Dengan keyakinan yang telah mengakar ke dalam kepribadian tersebut manusia

bisa berbuat apa saja demi menjalankan ajaran-ajaran agama yang dianut. Bahkan, terdapat

orang yang rela berkoban demi menyebarkan agama. Sebaliknya, masalah agama memiliki

sensiti

fi

tas yang sangat tinggi. Ketersinggungan yang berhubungan dengan keyakinan

agama akan berpengaruh terhadap keterlibatan umat beragama yang bersangkutan.

Kegiatan

Lakukan pengamatan terhadap fenomena sosial, terutama yang menyangkut tentang

fenomena mobilitas sosial, yang terjadi di lingkungan masyarakat di mana kalian ting-

gal. Catatlah beberapa hal penting sesuai dengan beberapa pertanyaan berikut ini

(1) Uraikanlah perbedaan status sosial masyarakat di lingkungan tempat tinggal kal-

ian!

(2) Uraikanlah perbedaan status ekonomi masyarakat di lingkungan tempat tinggal

kalian!

(3) Uraikanlah beberapa masalah yang terkait dengan kependudukan!

(4) Jelaskanlah ketiga faktor di atas terhadap mobilitas sosial yang terjadi pada

masyarakat di lingkungan tempat tinggal kalian!

52

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

E. SALURAN-SALURAN MOBILITAS SOSIAL VERTIKAL

Sosiolog

Pitirim A. Sorokin

menyatakan bahwa proses mobilitas sosial vertikal memi-

liki beberapa saluran penting, yaitu: (1) perkawinan, (2) organisasi politik, ekonomi, dan

keahlian, (3) lembaga pendidikan, (4) lembaga keagamaan, dan (5) angkatan bersenjata.

1. Organisasi Politik, Ekonomi, dan Keahlian

Organisasi-organisasi dalam bidang politik, ekonomi, dan keahlian merupakan saluran

yang efektif untuk melakukan mobilitas sosial vertikal. Melalui keanggotaan dalam organisasi-

organisasi tersebut seseorang yang berpotensi, berprestasi dalam pekerjaan, loyal terhadap

pimpinan, masa kerja yang lama, dan sebagainya dapat memacu karir keorganisasiannya

hingga mencapai jenjang tertentu. Pencapaian jenjang karir tersebut pada akhirnya juga dapat

meningkatkan status dan kedudukannya dalam kehidupan masyarakat.

2. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan yang dimaksudkan dalam uraian ini adalah lembaga pendidikan

formal, yakni sekolah. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa sekolah memiliki jenjang-

jenjang tertentu, dari jenjang pra sekolah, jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan

menengah, dan jenjang pendidikan tinggi. Secara rinci penjenjangan pendidikan tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Taman Kanak-Kanak, yang ditempuh selama dua tahun, yakni:

1) TK O Kecil (1 tahun)

2) TK O Besar (1 tahun)

b. Pendidikan Dasar, yang ditempuh selama sembilan tahun, yakni:

1) Sekolah Dasar (SD) (6 tahun)

2) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) (3 tahun)

c. Pendidikan Menengah, yang ditempuh selama tiga tahun dan terdiri dari dua pilihan,

yaitu:

1) Sekolah Menengah Umum (SMU) (3 tahun), dan

2) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) (3 tahun)

d. Pendidikan Tinggi, yang terdiri dari:

1) Tingkat Akademi (S0)

2) Tingkat Sarjana (S1)

3) Tingkat Pascasarjana (S2 dan S3)

Seseorang yang tekun menempuh pendidikan, maka setiap tahun akan mengalami

proses naik kelas dan proses kenaikan jenjang. Jika berhasil menyelesaikan pendidikan

sampai pada jenjang pendidikan tinggi, apalagi berhasil menyelesaikan sampai level S2

atau S3, maka akan memiliki kesempatan luas untuk mendapatkan pekerjaan dan sekaligus

status dan kedudukan yang baik di masyarakat.

Mobilitas Sosial

53

Sumber:

www

.eng.auburn.ed

Para mahasiswa setelah menempuh pendidikan di perguruan tinggi

3. Angkatan Bersenjata

Angkatan bersenjata kita dikenal dengan sebutan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Organisasi TNI memiliki sistem dan mekanisme kenaikan pangkat yang sangat jelas dan

transparan. Setiap anggota TNI yang berbakat tinggi dan profesional di dalam melaksana-

kan tugasnya akan memperoleh pangkat yang sesuai. Sebaliknya, anggota TNI yang tidak

loyal dan bermasalah akan mendapatkan sanksi tegas.

Penerimaan anggota TNI baru juga didasarkan atas latar belakang pendidikan terten-

tu. Para lulusan SLTP dapat mendaftarkan diri sebagai calon Tamtama, para lulusan SMU

dan yang sederajat dapat mendaftarkan diri sebagai calon Bintara, selanjutnya para sarjana

dapat mendaftarkan diri sebagai calon Perwira. Akan tetapi, sebagian besar perwira TNI

merupakan lulusan Akademi Militer (AKMIL) Magelang.

F. AKIBAT-AKIBAT MOBILITAS SOSIAL

Seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa mobilitas sosial merupa-

kan perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari status dan kedudukan sosial tertentu

menuju status dan kedudukan sosial yang lain, baik yang lebih tinggi maupun yang lebih

rendah. Orang yang mengalami mobilitas sosial akan memasuki status dan kedudukan sosial

baru yang memiliki simbol-simbol, pola dan gaya hidup yang berbeda dengan sebelumnya.

Jika penyesuaian terhadap status atau kedudukan sosial yang baru tersebut tidak berhasil,

maka mobilitas sosial tersebut tersebut dapat menyebabkan terjadinya kon

fl

ik.

Kon

fl

ik, sebagaimana yang disebutkan di atas dapat dihindari jika pelaku-pelaku mo-

bilitas sosial berhasil melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap sistem nilai, sistem nor-

ma, termasuk di dalamnya simbol-simbol, pola dan gaya hidup pada status dan kedudukan

sosial yang baru tersebut. Sebagai misal, seseorang yang berhasil dilantik menjadi seorang

kepala sekolah, maka yang bersangkutan harus melaksanakan segala sesuatu yang menjadi

konsekuensi sebagai seorang kepala sekolah, seperti: sanggup memberikan tauladan, sang-

gup membangun ide-ide baru yang kreatif dan inovatif, sanggup memberikan dorongan

semangat, sanggup melakukan rapat-rapat dan melakukan lobi-lobi kepada pimpinan yang

lebih tinggi atau instansi lain yang terkait, sanggup membuat perencanaan dan sekaligus

mengimplementasikannya, dan lain sebagainya.

Pada dasarnya mobilitas sosial merupakan suatu proses perubahan menuju situasi dan

54

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

kondisi baru dalam kehidupan masyarakat. Jika proses penyesuaian terhadap situasi dan

kondisi baru tersebut mendapat dukungan dari lingkungan sekitarnya, maka proses peru-

bahan tersebut akan berjalan dengan mulus dan lancar. Sebaliknya, jika lingkungan sekitar

menentang proses perubahan tersebut, maka kan berkembang berbagai kon

fl

ik, baik yang

berupa kon

fl

ik antar kelas sosial, kon

fl

ik antar kelompok sosial, bahkan kon

fl

ik antar gen-

erasi, dan kon

fl

ik status dan peran sosial.

1. Kon

fl

ik Antar Kelas Sosial

Belakangan ini sering terdengar berita tentang demonstrasi. Di antara demonstrasi

tersebut ada yang digalang untuk kepentingan menolak kepemimpinan seseorang, ada juga

yang digalang untuk menuntut kenaikan upah dan perbaikan kesejahteraan kepada pimpi-

nan perusahaan, dan lain sebagainya. Pada dasarnya demonstrasi tersebut merupakan ben-

tuk-bentuk kon

fl

ik antar kelas sosial , yakni antara kelas sosial bawah berhadapan dengan

kelas sosial atas. Kon

fl

ik seperti itu terjadi karena berkembang ketidakseimbangan yang

berkaitan dengan kepentingan-kepentingan individu maupun kelompok sehubungan dengan

adanya perubahan dalam kehidupan sosial.

Sumber:

www

.dprdkalbar.go.id

Demonstrasi kaum buruh dalam rangka menuntut kenaikan upah

2. Kon

fl

ik Antar Kelompok Sosial

Kon

fl

ik antar kelompok sosial merupakan kon

fl

ik yang melibatkan antara kelompok

sosial yang satu dengan kelompok sosial yang lain yang setingkat. Kon

fl

ik tersebut terjadi

karena adanya ketidakkeseimbangan dalam kehidupan sosial sebagai akibat dari berkem-

bangnya situasi dan kondisi baru. Bangsa kita yang memiliki ratusan suku bangsa sangat

rentan bagi terciptanya kon

fl

ik antar kelompok sosial. Seperti yang terjadi di Kalimantan

yang melibatkan antara pendatang Madura dengan Suku Dayak dan Melayu. Demikian juga

yang terjadi di Maluku yang melibatkan antara kelompok Islam dengan kelompok Kristen.

Hal serupa juga sering terjadi di tempat lain seperti tawuran antar pelajar, tawuran antar

kampung, dan lain sebagainya. Kon

fl

ik-kon

fl

ik seperti tersebut sedapat mungkin harus di-

hindari dengan melakukan pendekatan-pendekatan soaial dan kebudayaan sehingga antara

satu dengan yang lainnya terjalin sikap saling memahami, saling menghormati, saling

menghargai, dan saling membina kerukunan hidup bersama. Sikap seperti ini telah ditan-

Mobilitas Sosial

55

amkan sejak zaman dahulu kala oleh nenek moyang bangsa Indonesia, seperti yang tertuang

dalam

Kitab Sutasoma

karangan

Empu Tantular

: “

Bhinneka Tunggal Ika

” (Berbeda-beda

tetapi Satu Jua).

3. Kon

fl

ik Antar generasi

Kon

fl

ik antar generasi merupakan kon

fl

ik yang melibatkan antara generasi tua dengan

generasi muda. Biasanya terjadinya kon

fl

ik tersebut diawali dengan naiknya generasi muda

dalam posisi dan jabatan tertentu yang mengambil alih kedudukan generasi tua. Kon

fl

ik

antar generasi akan semakin menjadi-jadi jika masing-masing pihak mengembangkan sikap

yang kontradiktif. Generasi muda beranggapan bahwa generasi tua berpikir lamban, kuno,

dan terbelakang. Sementara generasi tua beranggapan bahwa generasi muda tidak mengerti

tata krama dan bersikap angkuh. Sikap-sikap seperti tersebut merupakan sikap negatif yang

harus dihilangkan. Selanjutnya harus dikembangkan sikap baru bahwa setiap generasi

merupakan rangkaian kesinambungan dalam sejarah hidup manusia. Masing-masing

generasi harus menempatkan dirinya dengan baik sambil melakukan langkah-langkah

penyesuaian terhadap situasi baru dan sekaligus berusaha menciptakan situasi yang lebih

baik bagi seluruh generasi.

4. Kon

fl

ik Status dan Kon

fl

ik Peran

Pada dasarnya antara status dan peran tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika status

merupakan bentuk statis (pasif), maka peran merupakan bentuk dinamis (aktif). Jika sese-

orang memiliki status lebih dari satu, sesecara otomatis juga akan memiliki peran lebih dari

satu. Kon

fl

ik status dan kon

fl

ik peran akan terjadi jika masing-masing status yang melekat

pada diri seseorong harus diperankan dalam waktu yang bersamaan. Lalu, apakah yang

dimaksud dengan kon

fl

ik status dan kon

fl

ik peran tersebut?

Sumber:

liputan6.com

Polisi sering mengalami kon

fl

ik status dan peran dalam melaksanakan tugasnya

Untuk menjawab pertanyaan di atas perlu kita ikuti kisah Ibu Siti sebagai berikut. Ibu

Siti merupakan pro

fi

l wanita yang memiliki status ganda. Di rumah dia merupakan istri

dari seorang bapak dan sekaligus ibu dari beberapa anak. Karena dedikasinya yang sangat

baik dalam bidang pendidikan, belum lama ini Ibu Siti diangkat sebagai kepala sekolah di

sebuah sekolah yang cukup ternama. Selain itu, di lingkungan tempat tinggalnya Ibu Siti

56

Sosiologi

SMA dan MA Kelas XI IPS

juga mendapat kepercayaan sebagai ketua tim PKK. Dengan demikian, Ibu Siti memiliki

empat status sekaligus, yakni sebagai istri, ibu, kepala sekolah, dan ketua tim PKK. Sebagai

seorang yang sedang menanjak karirnya, mula-mula Ibu Siti menerima beberapa status

tersebut dengan senang. Akan tetapi lama kelamaan Ibu Siti tidak sanggup lagi mendengar

protes yang datang dari sana-sini. Di rumah, meskipun suaminya merasa tidak ada masa-

lah, tetapi anak-anaknya sering mengeluhkan tentang kurangnya perhatian ibu. Beberapa

guru di sekolah juga mengeluhkan tentang kurangnya waktu dan keseruisan Ibu Siti dalam

memimpin sekolah. Sementara itu, anggota tim PKK di lingkungannya tetap ingin memper-

tahankan Ibu Siti sebagai ketua.

Menyadari akan adanya berbagai protes tersebut, akhirnya Ibu Siti beranggapan

bahwa dirinya tidak mungkin mampu melaksanakan peran secara maksimal dari berbagai

status yang disandangnya. Oleh karena itu Ibu Siti bermaksud untuk melepaskan statusnya

sebagai ketua tim PKK dengan harapan agar dirinya semakin bisa berkonsentrasi dalam

melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri, seorang ibu, dan sekaligus sebagai seorang

kepala sekolah.

Dari cerita di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kon

fl

ik status dan/atau kon

fl

ik

peran merupakan pertentangan antara status/peran yang satu dengan statusperan yang lain

yang terjadi pada diri seseorang yang disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan antar

status tersebut sekaligus karena adanya keterbatasan waktu dan tenaga.

Kegiatan

Mobilitas sosial memang dapat menyebabkan timbulnya berbagai dampak, baik yang

bersifat positif maupun yang bersifat negatif.

(1) Uraikan akibat-akibat positif dari fenomena mobilitas sosial yang terjadi pada

masyarakat di lingkungan kalian tinggal!

(2) Uraikan akibat-akibat negatif dari fenomena mobilitas sosial yang terjadi pada

masyarakat di lingkungan kalian tinggal!

(3) Uraikan pendapat kalian tentang mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat di

lingkungan kalian tinggal!

Mobilitas Sosial

57

R

angkuman

Struktur sosial merupakan sebuah kondisi sosial yang merupakan buatan manusia. Pros-

es ini dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: (1) penemuan-penemuan baru dalam hal

ilmu pengetahuan dan teknologi, (2) hubungan-hubungan sosial yang bersifat kolektif sep-

erti yang terjadi di perusahaan, birokrasi, system matrimonial, dan lain-lain, dan (3) adanya

doktrin-doktrin paham tertentu, seperti Marxisme, humanisme, liberalisme, demokrasi, ka-

pitalisme, dan lain sebagainya. Struktur sosial digolongkan menjadi tiga bagian, yakni: (1)

keterampilan teknologi, (2) lembaga-lembaga sosial, dan (3) kebudayaan.

Mobilitas sosial dapat diartikan sebagai perpindahan seseorang atau sekelompok orang

dari suatu kelas sosial tertentu menuju kelas sosial yang lain. Mobilitas social dipengaruhi

oleh factor-faktor sebagai berikut:

1) Perbedaan Status Sosial

2) Perbedaan Status Ekonomi

3) Masalah-masalah Kependudukan

4) Situasi Politik yang Tidak Menentu

5) Ambisi Pribadi

6) Motif-motif Keagamaan

Sosiolog Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa proses mobilitas sosial vertikal memi-

liki beberapa saluran penting, yaitu: (1) perkawinan, (2) organisasi politik, ekonomi, dan

keahlian, (3) lembaga pendidikan, (4) lembaga keagamaan, dan (5) angkatan bersenjata.

Orang yang mengalami mobilitas sosial akan memasuki status dan kedudukan sosial

baru yang memiliki simbol-simbol, pola dan gaya hidup yang berbeda dengan sebelumnya.

Jika penyesuaian terhadap status atau kedudukan sosial yang baru tersebut tidak berhasil,

maka mobilitas sosial tersebut tersebut dapat menyebabkan terjadinya kon

fl

ik.

Jawablah beberapa pertanyaan berikut ini dengan benar!

1. Sebutkan hal-hal yang dapat mempengaruhi proses pembentukan struktur sosial!

2. Sebutkan pembagian dari struktur sosial!

3. Jelaskan pengertian mobilitas sosial menurut sosiologi!

4. Jelaskan perbedaan antara mobilitas sosial vertikal dengan mobilitas sosial horizontal!

5. Sebut dan jelaskan beberapa faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial!

6. Jelaskan peranan ambisi pribadi terhadap terjadinya mobilitas sosial!

7. Carilah beberapa contoh peristiwa mobilitas sosial dalam kehidupan kita sehari-hari!

G

Latihan

Glosarium

Differensiasi sosial : perbedaan sosial

Strati

fi

kasi sosial

: pelapisan sosial.

Struktur sosial

: sebuah kondisi sosial yang merupakan buatan manusia

Teknologi

: hasil cipta manusia yang dapat memudahkan kehidupan manusia

Birokrasi

: hierarki senuah tata organisasi

Doktrin : ajaran

Masxisme

: paham/ajaran yang diajarkan oleh karl Marx yang menyuarakan

persamaan kelas

Liberalisme

: faham/ajaran yang menekankan pada kebebasan individu.

Humanisme : kemanusiaan

Kapitalisme

: faham/ajaran perekonomian yang menekankan pada unsur mo-

dal/dana

Demokrasi

: faham/ajaran dimana kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat.

Revolusi industri

: kemajuan yang cepat dalam bidang industri, yang dicetuskan per-

tama kali leh James Watt

Konotasi : sama

mobilitas sosial

: perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari suatu kelas

sosial tertentu menuju kelas sosial yang lain, dari suatu daerah

tertentu menuju daerah yang lain.

Mutasi : pemindahan

Urbanisasi

: perpindahan penduduk dari desa kekota

Transmigrasi

: perpindahan penduduk dalam suatu wilayah negara

Migrasi

: perpindahan penduduk.

Imigrasi

: perpindahan penduduk dari suatu negara kenegara lain.

Motif

: sebab/dasar/alasan untuk melakukan sesuatu

Potensi : keunggulan

Statis

: diam/tidak bergerak

Dinamis

: selalu bergerak.

58